KisahInspiratif dari Seorang Istri Sholehah Cerita ini adalah kisah nyatadimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya. Hari itu,,,aku dengan nya berkomitmen untuk menjaga cinta kita.. Aku menjadi perempuan yg paling bahagia.. Pernikahan kami sederhana tapi sangat meriah.. Ia menjadi pria yang
FilmIndonesia romantis yang satu ini sukses membuat hati para penontonnya teriris sepanjang waktu. Film garapan sutradara Hanny R Saputra ini menceritakan tentang kisah cinta dua remaja dari kecil sampai dewaasa. Kisah cinta bermula saat Rachel (Nirina Zubir) gadis tomboy dan energik menyukai sahabatnya sejak kecil Farel (Irwansyah).
downloadbuku 100 pesan nabi untuk wanita sholehah - Badwi Mahmud Al-Syaikh. wanita adalah makhluk yang lemah, namun dibalik kelemahan tersebut wanita mempunyai IQ yang kuat dan mental yang hebat. kelebihan tersebut yang menutupi kekurangan yang ia tampilkan. kekuatan wanita yang paling besar yang tak sanggub laki-laki untuk menghalaunya yaitu
Salahsatunya adalah meneladani kisah wanita sholehah yang sabar. Kisah wanita sholehah dalam islam dapat menjadi contoh dan inspirasi untuk menjadikan diri kita lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah. Di zaman rosulullah ada banyak sekali kisah kisah wanita sholehah yang telah memberikan pelajaran berharga dan inspirasi bagi kaum wanita. Merekalah sosok wanita yang patut diteladani.
. Kisah Wanita Sholehah Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya. Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya. Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis. Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah. Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah. Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya. Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ala kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.” Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya. Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang. Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.” Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya. Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya. Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya. Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup. Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar di kota Madinah. Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata biasa”. Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak
Setiap wanita muslim dan beriman pasti ingin menjadi seorang wanita yang sholehah. Wanita yang didambakan surga. Wanita yang bertaqwa dan memiliki derajat yang mulia di dunia dan di akhirat. Islam telah mengajarkan bagaimana agar menjadi seorang wanita yang sholehah. Salah satunya adalah meneladani kisah wanita sholehah yang sabar. Kisah wanita sholehah dalam islam dapat menjadi contoh dan inspirasi untuk menjadikan diri kita lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah. Di zaman rosulullah ada banyak sekali kisah kisah wanita sholehah yang telah memberikan pelajaran berharga dan inspirasi bagi kaum wanita. Merekalah sosok wanita yang patut diteladani. Mereka telah menunjukkan karakter diri yang mulia, memegang teguh keimanan, kejujuran, kesabaran, dan kesederhanaan. Inilah beberapa kisah wanita sholehah tersebut. Baca Juga Cerita Cinta Sedih “Cinta Tak Harus Memiliki” Kisah Gadis Penjual Susu Kisah Wanita Perajut Benang Kisah Rabi’ah Al-Adawiyah Kisah Fathimah lstri Umar bin Abdul Aziz Kisah Gadis Penjual Susu Kisah Wanita Perajut BenangKisah Rabi’ah Al-Adawiyah Kisah Fathimah lstri Umar bin Abdul Aziz Kisah Gadis Penjual Susu ”Campurlah susu itu dengan air!” Suara seorang perempuan terdengar memerintah. “Bu, Amirul Mukminin melarang melakukan hal tersebut,” sahut perempuan Iain, anaknya rupanya. “Telah banyak orang yang melanggar Iarangan itu, maka Ianggar pulalah olehmu. Kamu tidak berani? Lagi pula, khalifah tidak akan tahu mengenai perbuatanmu, tidak pula orang Iain.” Anak gadisnya tersenyum. ”Ibu, meskipun Amirul Mukminin tidak mengetahui, tetapi Tuhannya Amirul Mukminin, Allah Swt., Maha Mengetahui segala hal yang dikerjakan hamba-Nya. Dan, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Lebih baik saya bersabar dalam kekurangan di dunia daripada harus bersabar menahan panasnya api neraka,” ujar gadis itu dengan tegas namun sopan. Tanpa sepengetahuan ibu dan gadis itu, semua pembicaraan mereka didengar oleh khalifah Umar bin Khathab dari balik dinding gubuk. Pada saat itu, seperti biasa khalifah Umar bin Khathab, yang dikenal begitu memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, sedang berkeliling kota Madinah untuk mengontrol keadaan rakyatnya. Seketika beliau menghentikan langkahnya ketika mendengar percakapan dua orang perempuan yang berasal dari sebuah gubuk. Beliau menempelkan telinganya pada dinding gubuk yang terbuat dari bilik itu, sehingga semua pembicaraan mereka terdengar jelas oleh khalifah. “Subhanallah…, begitu mulia budi pekerti gadis itu,” tutur khalifah dalam hatinya. Keesokan harinya, Khalifah Umar memanggil putranya, Ashim. Khalifah Umar menceritakan semua kejadian malam itu pada putranya. ”Maukah engkau menikah dengannya?” tanya Khalifah Umar pada putranya. ”Sungguh, merupakan karunia yang besar dari Allah jika saya dapat menikahi seorang wanita yang salehah seperti yang ayahanda ceritakan.” Kemudian, Ashim menikah dengan gadis penjual susu tersebut. Dari hasil pernikahannya, Ashim dikaruniai seorang putri yang kemudian dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Dari pernikahan itu, lahirlah Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang saleh seperti kakeknya, Umar bin Khathab. Kisah Wanita Perajut Benang ”Kemukakanlah apa masalahmu?” ujar Imam Ahmad pada tamunya. Ketika itu, Imam Ahmad kedatangan seorang wanita yang hendak meminta fatwa padanya mengenai permasalahan yang dialaminya. Imam Ahmad ibnu Hanbal adalah murid terbaik Imam Syafi’i. Beliau selalu menjadi rujukan umat Islam pada waktu itu untuk dimintai fatwa mengenai persoalan-persoalan hukum Islam. Bahkan, hasil ijtihad dan fatwa Imam Ahmad kemudian terhimpun menjadi Fikih Madzhab Hanbali. “Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat miskin, sampai-sampai lampu untuk menerangi rumah pun aku tak punya. Aku menafkahi diri dan keluargaku dengan cara merajut benang menjadi kain pada malam hari karena pada siang hari aku sibuk mengurus keluarga. Pekerjaan tersebut biasa aku Iakukan pada saat terang bulan. Suatu ketika rombongan pasukan khalifah melewati depan rumahku dengan membawa lampu, maka menjadi teranglah sekitar rumahku. Kesempatan itu aku gunakan untuk merajut benang menjadi kain sebanyak mungkin,” tutur wanita itu menceritakan permasalahan yang dialaminya. Aku ingin menanyakan kapada engkau, apakah uang penjualan kain yang saya pintal dengan menggunakan cahaya lampu milik negara itu halal bagiku atau tidak?” “Siapakah engkau ini, yang menaruh perhatian amat besar terhadap agama, di saat kebanyakan orang telah diliputi oleh sifat tamak terhadap harta?” ujar Imam Ahmad dengan penuh kekaguman. “Aku adalah saudara perempuan Basyar Al-Hafi,” jawab wanita itu. Mendengar jawaban tersebut, Imam Ahmad terharu. Basyar Al-Hafi adalah seorang gubernur yang saleh. Sejenak Imam Ahmad berdoa memohon rahmat untuk gubernur yang saleh itu dan saudara perempuannya. “Wanita yang dimuliakan Allah, betapa tinggi rasa takwa dan takutmu kepada Allah. Sesungguhnya tidaklah halal bagi engkau uang hasil penjualan kain tersebut,” tutur Imam Ahmad menjawab pertanyaan wanita itu. Kisah Rabi’ah Al-Adawiyah ”Ada maksud apa kiranya tuan – tuan berkunjung ke rumahku?” tutur Rabi’ah memulai pembicaraan dari balik tabir. ”Suamimu telah meninggal, kami bermaksud melamarmu. Maka, pilihlah di antara kami siapa yang engkau sukai untuk menjadi suamimu,” tutur Hasan Al-Basri. “Baiklah! Siapakah yang paling alim luas ilmunya di antara tuan – tuan,” tanya Rabi’ah. Mereka serentak menjawab Hasan Al-Basri. ”Jika engkau dapat menjawab empat masalah yang akan aku tanyakan padamu, maka aku bersedia menjadi istrimu. “Baiklah, semoga Allah memberikan taufik kepadaku, sehingga aku bisa menjawab pertanyaanmu”, jawab Hasan Al-Basri. ”Ketika aku mati, apakah aku meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatimah ataukah su’ul khatimah?” tutur Rabi’ah memulai pertanyaannya. ”Ini perkara ghaib, hanya Allah yang tahu,” jawab Hasan AI-Basri. ”Ketika aku telah dimasukkan ke dalam kubur dan ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir, apakah aku bisa menjawabnya?” ”Ini perkara ghaib, hanya Allah yang tahu”, jawab Hasan Al-Basri. “Ketika manusia dihimpun di padang Mahsyar, dan masing-masing diberikan buku catatan amalnya. Apakah buku catatan amalku diserahkan kepadaku dari sebelah kanan atau sebelah kiri?” “Hal ini juga perkara ghaib,” jawab Hasan Iagi. “Ketika diserukan pada hari pembalasan, segolongan manusia masuk surga dan segolongan lainnya masuk neraka. Apakah aku termasuk penghuni surga atau nerake?” tanya Rabi’ah untuk terakhir kali. “Hal ini pun perkara ghaib, hanya Allah Yang Mengetahui.” Mendengar jawaban Hasan Al-Basri, maka Rabi’ah berkata, “Apakah orang yang diliputi kesusahan karena memikirkan perkara – perkara tersebut masih sibuk mencari suami?” Akhirnya Hasan Al-Basri menyadari. Setelah suaminya meninggal, Rabi’ah mencurahkan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah. Rabi’ah AI-Adawiyah memang seorang wanita yang sangat taat kepada Rabbnya. Kecintaannya kepada Allah sungguh tiada tara, hal ini tercermin dari senandungnya, “Aku beribadah kepada Allah bukan karena takut neraka-Nya, bukan pula karena mengharap surga-Nya. Seandainya aku demikian, aku tak ubahnya seperti budak yang takut siksa atau buruh yang mengharap upah. Aku beribadah kepada Allah karena aku cinta kepada-Nya dan rindu ingin berjumpa dengan-Nya.” Ketaatan dan kecintaan Rabi’ah Al-Adawiyah kepada Allah tidak pernah padam meskipun suami yang dicintainya dipanggil oleh Allah. “Sahabat-sahabatku! Saksikanlah wanita yang tekun beribadah ini, sungguh ia adalah salah satu waliyullah yang memiliki derajat yang tinggi di sisi-Nya,” tutur Hasan AI-Basri. Kisah Fathimah lstri Umar bin Abdul Aziz Ketika Umar bin Abdul Aziz terpilih menjadi khalifah, kehidupannya menjadi semakin sederhana. Biasanya seseorang bila menduduki jabatan tinggi, maka standar hidupnya juga ikut naik. Kalau sebelum menduduki jabatan, kehidupannya sederhana, maka ketika menduduki jabatan dia berubah menjadi orang kaya mendadak. Namun, hal itu tidak berlaku pada Umar bin Abdul Aziz. Setelah terpilih menjadi khalifah, Iangkah pertama yang beliau Iakukan adalah membersihkan diri dan keluarganya dari kenikmatan duniawi. Hampir seluruh harta miliknya disumbangkan ke Baitul Mal Kas Negara. “Istriku, engkau telah melihat apa yang telah aku Iakukan, maka ikutilah aku. Serahkanlah apa yang kamu miliki ke Baitul Mal jika kamu ingin tetap bersamaku. Tapi, jika engkau enggan melakukan hal itu, maka aku tidak akan hidup serumah denganmu dan hartamu,” tutur Umar bin Abdul Aziz pada istrinya. Fathimah menggenggam kedua tangan suaminya. “Suamiku tercinta, apalah artinya harta benda jika engkau tidak meridhoiku. Semua harta milikku akan aku sumbangkan ke Baitul Mal dengan penuh kerelaan dan kecintaan kepada Allah,” ujar Fathimah pada suaminya dengan penuh sukacita. Masa berlalu begitu cepat. Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah wafat. Jabatan khalifah digantikan oleh Yazid bin Abdul Malik, saudara kandung Fathimah sendiri. Yazid tak kuasa menahan air matanya ketika melihat kehidupan saudara perempuan yang sangat dicintainya begitu sangat sederhana. Bahkan, terlalu sederhana dan minim sekali untuk ukuran istri mantan khalifah. Suatu hari, Yazid memanggil adiknya, Fathimah, istri Umar bin Abdul Aziz. ”Sesungguhnya saya tahu apa yang telah engkau dan suamimu lakukan. Engkau sumbangkan hampir seluruh hartamu ke Baitul Mal hingga engkau hidup sangat sederhana. Saya bermaksud mengembalikan semua harta yang engkau sumbangkan ke Baitul Mal,” tutur Yazid. Namun, Fathimah menolak tawaran saudaranya itu. “Demi Allah, aku tidak akan mengambil kembali selamanya. Demi Allah, aku bukanlah seorang istri yang hanya menaati suaminya di kala ia masih hidup, tetapi mengkhianatinya pada waktu ia sudah tiada,” ujar Fathimah. Begitulah kisah seorang wanita yang tidak tamak terhadap harta. Ia lebih memilih keridhoan suami dan Tuhannya. ReferensiMuhammad Syafi’ie el-Bantanie, Wanita Dambaan Surga, Jakarta Kompas Gramedia, 2013.
Wanita Sholehah Di zaman dahulu memiliki banyak kisah yang begitu inspiratif untuk kita tiru dan masih bisa jadi teladan untuk kehidupan sekarang. Kisah-kisah dari para wanita dengan berbagai latar belakang yang berebda. Siapakah saja itu serta bagaimana kisahnya? Berita Islami – Kesholihahan adalah sebaik-baiknya perhiasan untuk wanita. Wanita yang sholehah kelak akan menjadi bidadari dalam Oleh Ulfiana Penulis Berita IslamiPada zaman dahulu terdapat banyak profil perempuan yang sholehah. Kisahnya begitu menginspirasi perempuan ketaatannya kepada Allah, ia Allah janjikan untuk masuk kedalam hanya yang berasal dari latar belakang yang baik, ada pula yang sebelumnya latar belakangnya kurang wanita yang merupakan ahli maksiat, Allah akan mengampuninya jika ia bertaubat. Bahkan Allah menceritakannya pada kemudian akan menyebarkan seluruh kebaikannya yang akan menginsiprasi banyak wanita. Baik di zaman Rasul, hingga saat ini. Kisahnya justru begitu harum pada akhir ini merupakan sebuah kabar gembira bagi mereka yang merasa tidak pantas masuk surga. Kisah ini menunjukkan pada kita bahwa jangan berputus asa dengan rahmat Allah apapun seseorang, asalkan mau kembali ke jalan Allah, maka sungguh ampunan Allah begitu wanita ahli surga karena ketaatannya pada suami. Salah satu pintu surga bagi seorang istri adalah keridhoan dapat memasuki surga setelah suaminya mengatakan ia ridho pada istrinya. itu sebabnya banyak perempuan yang kemudian berlomba-lomba untuk mendapatkan ridho ini merupakan beberapa kisah wanita sholehah. Kisah itu antara lain Daftar IsiWanita PSK Yang Masuk SurgaKisah Wanita PSK Menolong Anjing Yang KehausanKisah Wanita Sholehah Yang Sahid Di Jalan AllahKisah Wanita Sholehah Mengabdi Untuk SuamiKisah Inspiratif Istri Yang Masuk Surga Sementara Suami Di Laknat Oleh Allah SWTAsiyah Disiksa Firaun Karena Mengaku Sebagai IslamWanita PSK Yang Masuk SurgaCerita ini begitu populer pada kalagan umat muslim. Kisah yang merupakan motivasi agar seseorang tidak berputus asa pada rahmat Allah apapun dosanya di masa lalu, asalkan ia bertaubat dan melakukan kebaikan, maka Allah akan ini bersumber dari salah satu hadist Nabi Muhammad riwayat Bukhari dan Muslim, Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah pernah bersabdaغُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ قَالَ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ فَنَزَعَتْ خُفَّهَا فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا فَنَزَعَتْ لَهُ مِنْ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَArtinya“Telah Allah ampuni seorang wanita ahli maksiat atau pezina. Ia melewati sekorang anjing yang kehausan menjulurkan lidahnya pada sisi sumur. Anjing ini hampir saja mati karena haus. Perempuan pezina itu kemudian melepas sepatunya, dan dengan penutup kepalanya. Kemudian, ia mengambil air untuk anjing itu. Karena sebab perbuatannya itu, ia mendapat ampunan dari Allah SWT.”Dahulu, terdapat perempuan yang merupakan seorang ahli maksiat. Perempuan ini memiliki pekerjaan sebagai wanita dalam masyarakat membuatnya menerima hinaan dan cacian. Namun, ternyata pada akhir hidupnya ia bertaubat. Ia bahkan terkenal sebagai seorang ahli akhir hidupnya ia mengakhiri Juga Beritaku Wanita Solehah Zaman Nabi, 9 Orang Syahid Dan Mengabdi Pada SuamiKisah Wanita PSK Menolong Anjing Yang KehausanSaat ia berjalan pada tengah hari, ia menemukan seekor anjing yang berada di dekat sumur. Anjing itu menjulurkan lidahnya dan terlihat mata itu hampir mati kehausan, namun ia tak mampu mengambil air dalam sumur kasihan, ia turun ke dalam sumur itu. Ia menampung air sebanyak-banyaknya dalam ia memberikan air pada anjing itu yang telah hampir-hampir minum air, anjing tersebut menjadi lebih mengatakan bahwa apa yang wanita itu lakukan adalah amalan ahli surga. Perbuatan baik pada makhluk yang bernyawa itu memiliki pahalanya pada akhir hidupnya perempuan itu justru memiliki amalan seorang ahli seseorang, ia bisa saja bertaubat dan melakukan perbuatan baik. Di akhir hidupnya justru Allah mengampuninya dan mengizinkannya untuk masuk kedalam Wanita Sholehah Yang Sahid Di Jalan AllahKisah Sumayyah Binti KhayyatPada zaman Nabi dahulu, terdapat sahabiyah yang begitu sholehah. Ia menjadi wanita pertama yang syahid di jalan adalah Sumayyah Binti Khabath itu Sumayyah bukan seorang yang memiliki nama yang masyhur di masyarakat. Ia adalah seorang budak perempuan milik Abu Hudzaifah bin adalah seorang perempuan yang ketika mendengar ayat Al Quran pertama kali, langsung jatuh hati. Hatinya bersih dan sangat suci sehingga mudah untuk menerima kemudian bersaksi setelah anaknya berhenti membaca ayat Al Quran lama setelah itu, berita tentang keislaman keluarga kecil itu menyebar ke seluruh kabilah arab. Termasuk pada bani begitu marah. Mereka kemudian mendatangi keluarga itu dan berniat untuk matahari telah berada tepat diatas kepala, mereka menyeret keluarga itu untuk memakai baju dari besi. Mereka berada tepat di lapangan yang begitu ada sedikitpun air yang bisa mereka minum. Jika telah terpanggang, bani makzhum menyeret mereka kembali ke tetap menyiksa mereka. Hal itu terjadi zaman itu, siksaan seperti ini juga banyak yang merasakannya. Terutama bagi mereka yang menyatakan keislamannya secara yang mengintimidasi Sumayyah yang menyatakan keislamannya. Termasuk Abu Jahal menyiksa Sumayyah serta keluarganya. Ia membunuh anggota keluarga Sumayyah satu persatu dengan Sumayyah tetap tidak bergeming. Abu jahal menancapkan tombak pendek pada tubuh Sumayyah hingga akhirnya ia menjadi seorang adalah wanita pertama yang syahid saat islam pertama-tama datang. Ia terbunuh karena keteguhannya dalam memegang agama Allah seorang wanita sholehah yang tak tertarik dengan iming-iming Allah cukup untuknya. Itu sebabnya ketika Abu Jahal menawarkannya untuk murtad, ia lebih memilih tetap pada pada akhirnya, hal itu membuatnya gugur sebagai Juga Beritaku Nama Wanita Solehah Zaman Nabi Dengan Kisah SingkatKisah Wanita Sholehah Mengabdi Untuk SuamiUmmu Mutiah adalah seseorang yang Rasulullah SAW katakan akan masuk dalam surga. Ummu Mutiah merupakan seorang wanita yang begitu menghargai suaminya. Hal itu yang justru mengantarkannya untuk mencium aroma waktu Fatimah bunti Rasulullah berkunjung ke rumah Ummu Mutiah. Ia mengetuk pintu rumah Mutiah dan berkata ingin bertamu Ummu Mutiah kemudian bertanya dengan siapa ia menjawab bahwa ia bertamu bersama Hasan, anaknya yang masih kecil. Mutiah kemudian berkata bahwa ia meminta maaf karena belum bisa membolehkan Fatimah masuk ke belum meminta izin kepada suaminya untuk kedatangan tamu laki-laki meski hanya anak kecil. Ia kemudian meminta Fatimah untuk datang esok hari setelah ia meminta harinya Fatimah datang bersama Hasan ke rumah Mutiah. Namun, kali ini ia datang membawa husain adalah kembaran hasan yang juga masih Mutiah meminta maaf. Hal ini karena ia belum meminta izin pada suaminya atas kedatangan Husain. Ia hanya meminta izin untuk Husain adalah seorang anak kecil, tetap saja ia adalah seorang laki-laki. Ia meminta Fatimah untuk kembali esok Fatimah kemudian baru bisa memasuki rumah Mutiah. Betapa terkejutnya ia melihat sopan santun Mutiah pada menggenakan pakaiannya yang terbaik dan memakai wewangian saat menyambut suaminya pulang. Rumahnya juga telah ia bersihkan. Ia memberikan yang terbaik untuk kemudian menyadari bahwa Mutiah adalah seorang istri shalihah yang Rasulullah ceritakan. Ia mengabdi untuk suaminya dan sangat taat dan mengharapkan ridho suaminya. Hal itu yang membuatnya untuk masuk ke dalam surga Allah pertama kali setelah Ummul Inspiratif Istri Yang Masuk Surga Sementara Suami Di Laknat Oleh Allah SWTIlustrasi Wanita SholehahAsiyah adalah seorang perempuan yang Allah jamin surga untuknya. Allah bangunkan istana dalam surga untuk adalah seorang istri dari Firaun Mesir. Ia hidup saat kerasulan Nabi Musa dan Nabi begitu meyakini agama tauhid yang Musa bawa. Namun, suaminya justru menjadi penentang utama dari agama yang Musa bawa begitu tegas mengatakan keimanannya. Ia bahkan menolak secara terang-terangan untuk menyembah itu Firaun menhakui dirinya sebagi Tuhan. Itu sebabnya ia memerintahkan rakyatnya untuk menyembah Asiyah tidak menunjukkan keimanannya di hadapan Firaun. Ia menyembunyikan bahwa ia telah masuk dalam agama yang Musa diam-diam beribadah kepada Allah SWT tanpa sepengetahuan Firaun, ia kemudian menyatakan keislamannya saat ia melihat seorang penata rambut mengalami penyiksaan. Penata rambut itu mengalami penyiksaan karena beriman kepada Allah rambut itu terdengar mengatakan bismillah saat menata rambut anak Firaun. Anak Firaun tersebut melaporkan hal itu kepada itu, Firaun menyiksa penata rambut yang mengetahui hal itu tak tega melihat penderitaan penata rambut itu. Ia menyatakan keislamannya secara terang benderang. Hal itu membuat Firaun begitu kemudian menyiksa Asiyah, istrinya sendiri. Ia memaksa Asiyah untuk keluar dari keyakinan barunya itu dan menyembah Firaun seperti Asiyah tetap menolak. Ia berpegang teguh dengan agama yang Musa bawa. Ia tetap menyatakan diri untuk menyembah Tuhannya Disiksa Firaun Karena Mengaku Sebagai IslamAsiyah kemudian Firaun letakkan di tengah padang pasir. Sinar matahari begitu terik menusuk kulit Asiyah. Ia tak mendapat makanan setes air juga tak ia dapat. Tak cukup dengan itu, Firaun menyiksanya secara fisik pula. Semua hal itu Firaun lakukan hanya untuk membuat Asiyah, berubah Asiyah tetap tengah penyiksaan tersebut, Asiyah hanya menggumamkan agar semoga Allah membangunkannya rumah di SWT menyelamatkan Asiyah yang sedang Firaun siksa. Allah mengangkat Asiyah kedalam surga karena Firaun, suami Asiyah saat ini justru dilaknat oleh semua umat muslim. Allah menenggelamkan Firaun pada dinginnya laut tenggelam bersama pasukannya saat mengejar Musa dan Bani Israil. Air menutupi saat ia ingin mengucapkan kebenaran agama yang Musa bawa, air memenuhi tenggorokannya. Akhirnya ia mati sebelum ia bisa mengucapkan keyakinan pada Tuhan ketaatannya pada Allah, Asiyah merupakan wanita yang akan pertama-tama masuk surga. Asiyah merupakan seorang wanita shalihah penghulu akan masuk surga bersama Maryam, Khadijah serta Fatimah. Perempuan-perempuan yang taat pada agama Allah beberapa kisah dari perempuan-perempuan yang sholihah. Dari cerita-cerita tersebut kita mendapat pelajaran bahwa ketaatan itu bentuknya tidak membatasi kita dalam berbuat amal baik. Asalkan hatinya tulus dan ikhlas, kita bisa meraih pahala. Entah darimana jalannya, asalkan Allah Allah menuntun kita menjadi sebaik-baik manusia. Agar semoga, Allah menggolongkan kita bersama hamba-hamba yang Allah sayangi. Serta, masuk ke dalam Juga Beritaku Sahabiyah Cerdas, 5 Kisah Inspiratif Zaman Nabi, Ada Istri Para Syuhada
Firman Allah,SWT "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula Qs 24 26Bagi orang-orang yang beriman Firman Allah,SWT tsb sangat meyakini kebenarannya sehingga mereka yang ingin mendapatkan jodoh laki-laki atau wanita sholeh berusaha menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah,SWT berikut ini adalah salah satu kisah pemuda sholeh meraih cinta seorang wanita sholehah ; Kisah ini berasal dari seorang teman pembaca setia page Kisah-kisah Husnul Khatimah dan Su'ul Khatimah yang datang kepada saya ingin berbagi cerita tentang seorang pemuda sholeh yang mendapatkan jodoh seorang wanita sholehah, berikut ceritanya "Al-Kisah di salah satu sudut kota Jakarta hiduplah sebuah keluarga yang hidup sangat sederhana sekali, walaupun begitu orang tua mereka mengajarkan anak-anaknya untuk hidup selalu jujur dan bekerja keras untuk mencari rezeki yang halal. Dalam keluarga tsb itulah pemuda sholeh yang bernama Hanif nama samaran red tinggal. Sejak kecil hanif adalah anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan juga taat menjalankan ajaran agama Islam. Ia sudah terbiasa sambil sekolah membantu kedua orang tuanya mencari rezeki atau mengasuh adik-adiknya yang masih kecil-kecil, walaupun begitu prestasi sekolahnya termasuk lumayan selalu masuk 5 besar peringkat kelas. Setelah menamatkan sekolah SLTA Hanif menyadari kalau orang tuanya tidak bisa membiayai kuliahnya , ia bekerja keras dengan ikhlas tanpa mengeluh mencari rezeki untuk membiayai kuliahnya dan juga membantu biaya sekolah adik-adiknya, hal itu berlangsung dalam kurun waktu 5 tahun. Ketika kuliahnya sudah selesai, sebagai seorang manusia biasa ia juga memiliki perasaan mencintai lawan jenis, dan ia mencintai seorang wanita, adik kelas kuliahnya sendiri. Dengan bantuan teman-temannya hanif berhasil mendekati wanita tsb. Wanita tsb ternyata adalah wanita sholehah yang tidak mau berpacaran, ia mengatakan hal tsb kepada siapa saja yang mencoba meraih cintanya. Begitu juga kepada Hanif kalau memang benar mencintainya maka ia diminta datang kepada orang tuanya untuk melamarnya. Hanif tertegun mendengar perkataan adik kelasnya sendiri tsb, lalu ia menceritakan perihal tsb kepada kedua orang tuanya. Dan orang tuanya berkata, " Hanif, selama ini bertahun – bertahun kamu sudah membantu kami membiayai sekolah adik-adikmu, kalau kamu memang mecintai wanita tsb, datanglah kedua orang tuanya dan lamarlah anaknya tsb" Mata hanif berkaca-kaca tidak menyangka orang tuanya mengatakan hal tsb, lalu berangkatlah ia melamar wanita adik kelasnya tsb. Dan ternyata di tempat orang tua wanita tsb ia sangat terharu , ketika melamar ia ditanyakan mengaji Qur'an dimana, tidak ditanyakan bekerja dimana atau sudah punya harta apa untuk melamar anaknya. Ternyata keluarga wanita adik kelasnya tsb adalah keluarga yang sangat religius yang lebih mengutamakan nilai-nilai agama dan akhlaq dalam memilih calon menantu untuk anak wanitanya. Pada akhirnya lamaran Hanif tsb diterima dan 8 bulan kemudian mereka melangsungkan pernikahan. Selama berumah tangga hanif sangat berbahagia karena dikaruniai istri yang sholehah yang taat pada ajaran Islam dan sangat mengerti hak dan kewajibannya sebagai seorang istri , ia tidak hanya menyayangi hanif tapi juga seluruh anggota keluarga hanif. Dan pada saat ini mereka sudah dikaruniai oleh Allah,SWT anak-anak yang sehat dan pintar. Saat ini Hanif sangat bersyukur kepada Allah,SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepadanya, ia berfikir mungkin ini adalah balasan buah manis dari Allah,SWT selama ini karena ia berbakti kepada kedua orang tuanya seperti dengan membantu membiayai adik-adiknya dengan penuh keikhlasan. Ia teringat akan dua firman Allah,SWT "Dan Tuhanmu telah memerintahkan kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya , jika salah seorang diantara kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kedunya perkataan "Ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia" Qs 17 23 Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar Qs 4 40 " Demikianlah kisah pemuda sholeh meraih cinta seorang wanita sholehah tsb, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kisah tsb di atas dalam ikhitiar mencari jodoh yang sholeh atau sholehah, dan semoga kita semua para pembaca setia page ini dikarunia suami dan istri yang sholeh dan sholehah....Amiin Ya Rabbal A'lamiiin.
kisah cinta wanita sholehah